Guna mendukung kegiatan eksplorasi dan pengoperasian bawah laut, maka sudah waktunya ROV diperkenalkan. Penggunaan utamanya adalah untuk pengoperasian di lingkungan yang berbahaya bagi keselamatan manusia maupun pada kedalaman dengan tingkat tekanan yang tinggi. ROV adalah kepanjangan dari Remotely Operated Vehicle, yang sesuai dengan namanya merupakan alat yang memungkinkan bagi manusia untuk mengeksplorasi dan bekerja pada daerah – daerah yang sulit di jangkau, dimana alat ini tidak berawak, beroperasi di bawah permukaan laut dan dikendalikan oleh seorang operator yang berada di ruang kontrol yang ada di atas permukaan air melalui sebuah kabel. Kabel tersebut dinamakan umbilical yang berfungsi sebagai sambungan untuk mentranster daya listrik, berbagai perintah dan sinyal kontrol dari kapal induk yang ada di atas permukaan ke ROV yang ada di bawah air dan sebaliknya.
ROV dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu kelompok observasi dan kelompok kerja. Berdasarkan kedalaman kerja maksimumnya, ROV kelompok kerja dibagi menjadi tugas ringan dan berat. ROV kelompok kerja dengan tugas berat mampu beroperasi hingga kedalaman Jebih dari 3000 m, hal ini tentunya memerlukan sistem propulsi yang besar untuk menghasilkan gaya yang digunakan untuk menarik panjang kabel yang diperlukan. Dengan semakin meningkatnya pengoperasian instalasi bawah laut dengan berbagai macam tugas berat, tentunya akan mengakibatkan adanya peningkatan pemakaian daya listrik yang diperlukan untuk menunjang pengoperasian bawah laut, demikian juga pengiriman data dan sinyal kontrol yang ditransfer melalui umbilical. Peningkatan pemakaian daya Jistrik dan pengoperasian ROV pada perairan dalam akan menyebabkan berbagai permasalahan, diantaranya kabel yang panjang akan menambah berat, selain itu kabel sulit ditangani sehingga akan mengganggu manuver ROV. Kebutuhan daya listrik yang semakin besar pada ROV, akan menyebabkan semakin besar pula diameter kabel supaya transmisi daya listrik dari permukaan ke ROV dapat berjalan dengan baik, akan tetapi diameter kabel yang besar akan memperbesar gaya drag pada kabel yang selanjutnya memperbesar kebutuhan daya propulsi.
Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui perencanaan sistem catu daya yang baik. Perencanaan tersebut meliputi perhitungan kebutuhan daya seluruh peralatan yang ada di dalam ROV, ruang kontrol dan LARS (Launch And Recovery System), perhitungan dan pemilihan generator, perhitungan dan pemilihan kabel, perhitungan sistem peluncuran dan penarikan ROV, perhitungan dan perencanaan sistem distribusi daya untuk sistem ROV.
Definisi ROV
ROV (Remotely Operated Vehicle) adalah sebuah kendaraan bawah laut tak berawak yang dikendalikan oleh seorang operator dari atas permukaan laut yang mampu memberikan informasi riil tentang keadaan lingkungan bawah air. Kendaraan ini dihubungkan ke ruang kontrol yang berada di atas kapal induk yang ada di permukaan air melalui sebuah kabel umbilical yang berfungsi selain untuk mentransfer daya listrik dari atas permukaan ke ROV yang ada di bawah laut, juga mentransfer berbagai sinyal dan perintah kontrol dari dan ke kapal induk yang ada di permukaan laut.

Klasifikasi ROV
Sesuai dengan aturan AODC 051 tahun 1989, maka ROV dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Klas 1 : ROV untuk tujuan observasi dengan peralatan terbatas pada video observasi yang sederhana.
Klas 2 : ROV observasi dengan beban tambahan (mampu membawa peralatan tambahan seperti sensor dan kamera video).
Klas 3 : ROV untuk tujuan kerja (kendaraan ini cukup besar dilengkapi dengan sensor tambahan atau peralatan khusus untuk berbagai tugas-tugas manipulatif).
Klas 4 : Kendaraan yang dapat bergerak di dasar laut baik secara perlahan ataupun ditarik (kendaraan yang ditarik tidak mempunyai sistem propulsi.) Mereka ditarik didalam air melalui gerak aksi tarikan dari kapal yang ada dipermukaan atau winch. Mungkin kemampuan manuvernya terbatas. Sedangkan kendaraan yang dapat bergerak secara perlahan di dasar laut, dapat bergerak dengan menggunakan roda yang dipasang pada ROV. Kendaraan ini juga mampu mengapung dan berenang untuk jarak jangkauan yang terbatas.
Klas 5 : Kendaraan prototipe (masih dalam tahap pengembangan dan didesain untuk tujuan khusus atau dengan kata lain tidak sesuai dengan kelompok kelas – kelas sebelumnya).

Fungsi ROV
Berikut ini akan membahas berbagai sifat dari tugas ROV sesuai dengan aturan AODC 051 tahun 1989. Tugas – tugas tersebut dibagi menjadi tugas umum dan tugas khusus.
1. Tugas Umum.
Tugas utamanya adalah di ladang – ladang minyak bawah laut, dimana tugasnya dapat di bagi menjadi 2 tugas yang berbeda yaitu tugas pasif dan aktif, Tugas pasif adalah tugas yang tidak memerlukan tangan manipulatif atau alat untuk memutar. Tugas ini sering dibagi dalam tugas observasi, survey dan inspeksi, sedangkan tugas aktif didefinisikan sebagai tugas manipulatif. Secara umum tugas – tugas tersebut dinyatakan sebagai berikut :
Observasi : Pengamatan sederhana yang paling diperlukan oleh ROV.
Survey : Survei terdiri dari pengamatan dasar laut dan pemetaan akoustik.
Inspeksi : Tugas ini sering bercampur dengan tugas dalam kategori survei. Perbedaan utamanya adalah kelompok inspeksi secara umum lebih berkaitan dengan berbagai daerah yang mempunyai struktur tertentu, pipeline, kabel, umbilical, terminal pemuatan dan instalasi bawah laut. Tugas khusus dirinci sebagai pemeriksaan visual dan pengujian NDT (Non Destruction Test).
Manipulatif : Untuk tugas ini ROV telah dilengkapi dengan manipulator. Tugas ini dilakukan oleh manipulator yang merupakan perpanjangan tangan operator yang ada di ruang kontrol.
ROV secara umum dilengkapi dengan penglihatan yang dapat memberikan informasi kepada operator tentang gambaran nyata lingkungan dimana ROV berada melalui kamera yang dipasang pada ROV. Tugas manipulatif khusus adalah menggantikan modul – modul kecil, melakukan instalasi terhadap modul – modul yang lebih besar, membuka /menutup katup pada instalasi bawah laut, menyambung dan melepas berbagai sambungan dan lain – lain. Tugas – tugas tersebut akan lebih meningkatkan kompleksitas ROV dari tujuan observasi murni beralih kearah tugas- tugas manipulatif yang berat.
2. Tugas Khusus.
Keempat tugas yang dinyatakan diatas merupakan tugas umum yang dilakukan oleh ROV dalam industri minyak, akan tetapi dengan ditemukannya ladang – ladang minyak baru bawah laut, maka kemampuan ROV yang baru sangat diperlukan. Kemampuan yang baru tersebut melibatkan berbagai bidang yaitu pemasangan perangkat keras di bawah laut, penggantian komponen – komponen bawah laut dan peralatan- peralatan penunjang.
Read more : Sistem Operasional ROV (Remotely Operated Vehicle) Shipyard Industry in Indonesia