Pengelasan pipa kapal jenis SMAW
Pengelasan SMAW pada pipa laut merupakan salah satu teknik pengelasan yang digunakan baik untuk konstruksi baru maupun perbaikan kapal.
Teknologi las SMAW merupakan modal dasar bagi tukang las (welder) agar menjadi seorang welder profesional. Semua orang sebelum menjadi tukang las argon, tukang las SCAW (MIG), tukang las kombinasi, atau tukang las bawah air, berawal dari welder SMAW terlebih dahulu.
Untuk menjadi tukang las profesional tidaklah mudah dan memerlukan waktu serta proses yang panjang bagi semua tukang las, baik itu tukang las kecil maupun tukang las argon. Selain minat dan bakat, mencapai hasil sesuai standar pengelasan yang ditetapkan tentunya memerlukan kesabaran, pembelajaran dari senior, dan upaya terus menerus. Faktor lainnya adalah membangun hubungan baik dengan orang-orang di lingkungan proyek dan dengan orang-orang dalam profesi Anda.
Shield metal arc wielding adalah asal usul kata dari las SMAW yang merupakan metode pengelasan menggunakan panas untuk melelehkan logam dasar atau logam induk dan elektroda (kawat las). Panas tersebut dapat terjadi akibat dari proses melompatnya ion listrik yang terjadi antara katoda dan anoda (ujung elektroda dan permukaan pelat yang akan dilas).
Panas yang dihasilkan oleh lompatan ion listrik ini diperkirakan dapat mencapai 4000-4500 derajat Celcius. Pengelasan terjadi karena ujung elektroda dan logam dasar bersentuhan sehingga mengakibatkan korsleting. Ketika terjadi korsleting, tukang las harus menarik elektroda sehingga menimbulkan busur listrik yang merupakan lompatan ion yang menghasilkan panas.
Panas tersebut dapat melelehkan elektroda dan material dasar. Setelah di lelehkan, cairan elektroda dan cairan material dasar (hasil pelelehan) bergabung membentuk logam las (weld metal). Agar dapat menghasilkan busur yang baik dan konstan tidak lah mudah karena disnilah keterampilan ngelas dari seorang (welder) tukang las akan diuji. Para welder harus memastikan agar menjaga jarak yang sama antara ujung elektroda dan permukaan material dasar. Jarak yang paling optimal yaitu sesuai dengan diameter elektroda yang digunakan. Misalnya kawat las (elektroda) berukuran 3,2 mm, maka jarak antara logam dasar dan ujung elektroda juga harus sekitar 3 mm.
Mesin arus bolak balik (AC)
Mesin AC cukup hanya dengan menggunakan transformator.
Mesin arus searah (DC)
Mesin arus (DC) dilengkapi dengan generator listrik yang merupakan salah satu komponen yang dapat mengubah sifat arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah. Mesin tersebut memilki karakterisik yang dimana memiliki tingkat efisiensi listrik diantara 80% hingga 85%.
Mesin kombinasi AC dan DC
Mesin gabungan AC dan DC dilengkapi dengan beberapa komponen seperti trafo dan rectifier. Recitifier sendiri beperan dalam mengubah sumber arus bolak-balik (AC) menjadi sinyal sumber arus searah (DC). Dalam konteks ini, rectifier tersebut berfungsi untuk meratakan arus.
Dalam metode pengelasan SMAW AC (arus bolak-balik), penurunan tegangan tidak dipengaruhi oleh panjang kabel, tidak cocok untuk arus lemah, dan tidak semua jenis elektroda dapat digunakan. Secara teknis, penyalaan busur api lebih sulit, terutama bila diameter elektroda kecil. Arus ini menyebabkan hasil las menjadi kasar sehingga metode ini lebih kompaibel untuk digunakan saat berada di lapangan.
Metode pengelasan SMAW DC (arus searah) memiliki karakteristik yang bertentangan dengan SMAW AC. SMAW DC sensitif terhadap penurunan tegangan, panjang kabel sependek mungkin, dapat digunakan untuk arus kecil dengan diameter elektroda kecil, dapat menggunakan semua jenis elektroda dan sangat mudah untuk digunaan terutama untuk arus kecil. Polaritas DC digunakan di sebagian besar industri, terutama digunakan untuk pengelasan baja karbon.
Cara kerja dari Polarity DCEP (reversed polarity) yaitu material dasar disambungkan dengan kutub negatif (-) dan elektrodenya dihubungkan dengan kutub positif (+) dari mesin las DC, sehingga busur listrik bergerak dari material dasar ke elektrode Dengan demikian, menyebabkan 2 dari 3 panas akan berada di elektroda dan 1 dari 3 panasnya menetap di material dasar.
Prinsip dasar dari polarity DCEN (straight polarity) yaitu material dasar atau material yang akan dilas dihubungkan dengan kutub positif (+) dari Travo, dan elektrodenya dihubungkan dengan kutub negatif (-) pada travo las DC.
Dengan cara ini busur listrik bergerak dari elektrode ke material dasar. Dengan menggunakan metode ini, maka 2 dari 3 panasnya akan tertinggal di material dasar dan 1 dari 3 panas berada di elektroda.
Cara ini akan menghasilkan pencairan material dasar lebih banyak dibanding elektrodanya. Dengan begitu, hasil las mempunyai penetrasi yang dalam. polaritas ini umumnya dipakai untuk pengelasan GTAW (gas tungsten arc welding).
Rheonik Fuel Consumption For Marine Application, Rheonik Coriolis mass flow meters have been used for…
Coriolis Mass Flow Meters For Marine Fuel Consumption Application, Rheonik Coriolis mass flow meters have…
In commercial shipping, now more than ever, fuel consumption measurements are an important part of…
In commercial shipping, now more than ever, fuel consumption measurements are an important part of…
Mengukur konsumsi bahan bakar di sebuah mesin atau engine, disini kita melihat penjelasan bagaimana bahan…
Mengukur Konsumsi Bahan Bakar di Kapal Dengan Fluidwell Tipe F127 Mengukur konsumsi bahan bakar di…
This website uses cookies.
View Comments