Inmarsat di Kapal Inmarsat/telepon satelit adalah suatu layanan telekomunikasi berupa telepon tanpa kabel yang menempatkan Base Transceiver Station (BTS) nya di udara sehingga memiliki jangkauan lebih luas dibanding telepon berbasis GSM yang menempatkan BTS-nya di darat. Karena memiliki jangkauan yang luas, telepon satelit dapat digunakan di daerah pegunungan, pedalaman hingga di tengah lautan. Berbeda dengan […]
Navtex Navtex (Navigational telex) adalah frekuensi internasional secara automatis, melalui layanan cetak langsung untuk pengiriman berita navigasi, peringatan badan meterologi dan perkiraan yang mencakup informasi keselamatan kelautan untuk kapal, yang menerima masukan secara otomatis dari kapal yang ada di laut dalam radius perkiraan 370 km dari garis pantai. Navtex station in US di operasikan oleh […]
Emergency Position Indicating Radio Beacon Emergency Position-Indicating Radio Beacon (EPIRB) adalah alat navigasi yang harus dipasang di kapal baik untuk kapal kecil, kapal menengah dan kapal besar. Emergency Position Indicating Radio Beacon (EPIRB) harus dipasang di kapal sesuai dengan aturan yang berlaku dari sebuah lembaga atau badan klasifikasi kapal. Emergency Position-Indicating Radio Beacon (EPIRB) merupakan […]
Persyaratan Kapal Persyaratan kapal yang harus memiliki perlengkapan GMDSS (Global Maritime Distress Safety System) adalah kapal penumpang yang berlayar di perairan internasional dan kapal barang dengan ukuran 300 GT ke atas. Berikut adalah peralatan GMDSS : Very High Frequency (VHF), High Frequency (HF), dan Medium Frequency (MF). NAVTEX. Inmarsat C. Narrow Band Direct Printing (NBDP). EPIRB. […]
Fungsi GMDSS GMDSS (Global Maritime Distress Safety System) adalah suatu paket keselamatan yang disetujui secara internasional yang terdiri dari prosedur keselamatan, jenis-jenis peralatan, protokol-protokol komunikasi yang dipakai untuk meningkatkan keselamatan dam mempermudah saat menyelamatkan kapal, perauh, ataupun pesawat terbang yang mengalami kecelakaan. GMDSS diadopsi oleh Organisasi Maritim Internasional (IMO), badan khusus PBB yang bertanggung jawab […]
Penyebab Kavitasi Propeller Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir sehingga membentuk gelembung-gelembung uap disebabkan karena berkurangnya tekanan cairan tersebut sampai dibawah titik jenuh uapnya. Misalnya, air pada tekanan 1 atm akan mendidih dan menjadi uap pada suhu 100 derajat celcius. Tetapi jika tekanan direndahkan maka air akan bisa mendidih pada temperatur yang […]
Pencegahan Kavitasi Propeller Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir sehingga membentuk gelembung-gelembung uap disebabkan karena berkurangnya tekanan cairan tersebut sampai dibawah titik jenuh uapnya. Misalnya, air pada tekanan 1 atm akan mendidih dan menjadi uap pada suhu 100 derajat celcius. Tetapi jika tekanan direndahkan maka air akan bisa mendidih pada temperatur yang […]
Quasi Propulsive Coefficient Quasi Propulsive Coefficient (QPC) adalah nilai koeffisien yang dipergunakan untuk menjaga agar nilai PC tidak berubah akibat berubahnya effisiensi mekanis mesin induk. Nilai QPC ini menggantikan nilai PC. Harga PC lebih besar dari nilai hasil perkalian eh dengan ep. Hal ini disebabkan timbulnya factor yang disebut Relative Rotative Efficiency ( err ) […]
Propulsive Coefficient Propeller Kapal Propulsive coefficiency adalah harga perbandingan antara EHP ( dari bahan kapal tanpa adanya tonjolan – tonjolan dan kelonggaran – kelonggaran lain) dengan BHP untuk motor diesel dan SHP ( shaft horse power / daya yang disalurkanmesin ke poros ) untuk kapal –kapal turbin. PC = EHP PC = EHP BHP = […]
Kerugian Energi Baling – Baling Kerugian energi baling – baling disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu : Kerugian akibat sejumlah massa yang bergerak berputar kebelakang. Energi dihabiskan akibat geseka-gesekan dari partikel air itu sendiri . Kerugian ini dapat dikurangi dengan mempergunakan system putaran lambat pada massa air yang banyak. Jadi, dipergunakan baling-baling dengan diameter besar […]