Inameq

Search And Rescue (Radar) Transponder
Search And Rescue (Radar) Transponder

Prinsip Kerja Dan Pengoperasian Search And Rescue Transponder (SART) Di Marine

PRINSIP KERJA SEARCH AND RESCUE TRANSPONDER (SART).

SART singkatan Search And Rescue (Radar) Transponder adalah sarana utama dalam GMDSS (Global Maritime Distress Safety System). Tujuannya adalah untuk membantu pencarian lokasi survival craft, atau kapal yang mengalami marabahaya. Hal ini memungkinkan setiap kapal atau pesawat terbang yang dilengkapi dengan radar untuk mendeteksi lokasi survival.

Pada umumnya, dua SART diletakkan masing-masing pada sisi bridge kiri dan kanan, di mana dapat dengan mudah dicapai jika meninggalkan kapal. Untuk mendapatkan jangkauan deteksi yang diperlukan, SART harus dioperasikan minimal 1 meter di atas air, sehingga peraturan yang tepat dibuat untuk menempatkan SART pada survival craft, yaitu diletakkan pada tiang teleskopik yang didorong keluar melalui lubang di kanopi liferaft dengan SART yang diletakkan di atasnya.

Fungsi SART dalam GMDSS adalah untuk Locating Signal yaitu untuk untuk memudahkan penemuan posisi Survival Craft. Ketika terdeteksi atau terinterogasi oleh radar, SART akan berganti ke modus Transmit dan memancarkan sinyal audio dan visual (tampilan pada radar berupa titik-titik, semakin dekat posisi SART maka semakin besar titik-titik nya yang membentuk seperti ring). Jangkauan pendeteksian SART tergantung dari tinggi tiang radar kapal-kapal SAR dan ketinggian SART, normalnya sekitar 15 KM (8 nm).

Search and Rescue Radar Transponder (SART) for ship
Search and Rescue Radar Transponder (SART) for ship

SISTEM PENGOPERASIAN SEARCH AND RESCUE TRANSPONDER (SART).

Berikut adalah tahapan dan langkah mengaktifkan SART untuk digunakan :

  • Lepaskan SART dari bracket (tempat SART terpasang).
  • Untuk menghidupkan (switch-on) tekan tombol hitam dan ini berarti SART akan berada pada posisi stanby mode.
  • Ketika SART berhasil diinterogasi oleh RADAR, maka lampu SART akan hidup dan bersuara (beep).

AIS-SART

Instalasi Global Maritime Distress Safety System (GMDSS) terdiri dari satu atau lebih peralatan penunjuk lokasi yang dapat ditemukan tim SAR saat terjadi kecelakaan. Peralatan tersebut berupa AIS-SART (AIS Search and Rescue Transmitter), atau juga sebuah radar-SART (Search and Rescue Transponder). AIS-SART digunakan untuk mengirimkan sinyal yang menunjukkan lokasi sebuah sekoci penyelamat atau perahu darurat menggunakan sebuah peralatan penerima berstandar AIS Class A. Posisi dan sinkronisasi waktu yang diberikan AIS-SART diperoleh dari sebuah penerima (receiver) GNSS.

AIS Transceiver For First Responders
AIS Transceiver For First Responders

AIS-SART memberikan posisi dan waktu dari sebuah GNSS receiver dan mengirimkan posisinya dengan selang setiap 1 menit. Setiap menit, posisi dikirimkan dalam sebuah laporan seri dari 8 posisi yang sama, hal ini dilakukan untuk menjaga kemungkinan tertinggi yang sekurang-kurangnya satu dari laporan posisi dikirimkan pada titik tertinggi sinyal gelombangnya.

Pada umumnya SART berbentuk tabung, berwarna cerah. Spesifikasi AIR-SART telah dibuat oleh IEC (International Electrical Committee), TC80, dan kelompok kerja AIS. Sebuah draft mengenai spesifikasinya telah dipublikasikan oleh IEC dan sekarang sedang masa jajak pendapat.

Radio frekuensi 500 kHz

Sejak awal abad 21, frekuensi radio 500kHz telah ditetapkan sebagai frekuensi panggilan darurat internasional untuk kode morse dalam komunikasi di dunia maritime. Penjaga Keamanan Pantai Amerika (US Coast Guard) dan beberapa agen-agen dari negara lain memantau frekuensi ini selama 24 jam non-stop, diisi oleh staf-staf operator radio yang berpengalamam. Banyak panggilan darurat dan pertolongan medis dilaut telah ditangani disini sampai akhir 1980an. Bagaimanapun, karena hampir hilangnya penggunaan morse untuk kepentingan komersial, frekuensi ini sekarang jarang digunakan. Selanjutnya, lalu-lintas panggilan darurat pada frekuensi 500 kHz hampir digantikan total oleh Global Maritime Safety System (GMDSS), dimulai dari tahun 1990, banyak Negara mulai menghentikan pemonitoran frekuensi 500 kHz ini, dan China, pengguna terakhir telah menyatakan berhenti pada tahun 2006. Frekuensi terdekat 518lHz dan 400kHz digunakan NAVTEX sebagai bagian dari GMDSS. Proposal untuk mengalokasikan frekuensi 500kHz dan yang terdekat telah diajukan untuk radio amatir dan Komisi Komunikasi Umum Amerika (FCC) dengan menyertakan Persatuan Pennyiaran Radio Amerika sebuah ijin untuk menggunakannya pada September 2006.

Standar Internasional menggunakan frekuensi 500kHz diperpanjang dengan diadakannya Konvensi Iternasional Radiotelegraphic Ke-3 setelah tenggelamnya RMS TITANIC sebagai frekuensi standar yang harus digunakan pada stasiun di pantai(darat), dengan spesifikasi dua macam panjang gelombang, yaitu 300m dan 600m, yang selanjutnya diresmikan untuk layanan publik. Setiap stasiun pantai diharuskan menggunakan salah satu dari kedua macam panjang gelombang ini. Hasil komisi ini disetujui dan efektif digunakan pada bulan Juli 1913. Regulasi layanan ini ditambahkan ke dalam isi hasil konvensi 1912, menjadikan 500kHz sebagai frekuensi utama untuk sea-going communication, dan frekuensi standar kapal telah diganti dari 1000kHz menjadi 500kHz untuk mencocokannya dengan standar stasiun pantai.

Radio Frekuensi 2182 kHz

Frekuensi radio ini adalah frekuensi yang digunakan sebagai saluran panggilan darurat dan bahaya internasional untuk komunikasi radiotelephone maritim pada band MF kelautan.

Mode Transmisi 

Transmisi pada frekuensi 2182 kHz umumnya menggunakan modulasi single-sideband (SSB), bagaimanapun Modulasi Amplitudo (AM) dan beberapa variasinya seperti vestigial sideband juga masih digunakan, terutama oleh kapal-kapal dengan peralatan tua dan beberapa stasiun pantai daalam usahanya untuk memastikan kompatibilitasnya dengan peralatan tua dengan teknologi penerima yang masih minim.

Jarak 

Frekuensi 2182kHz analog dengan Channel 16 pada Marine VHF band, tetapi tidak seperti VHF yang memiliki keterbatasan jarak sekitar 50 mil laut (90 km), komunikasi pada frekuensi 2182 kHz dan frekuensi didekatnya memiliki jarak khas sejauh 150 mil laut (280 km) sepanjang hari dan 500 mil laut (atau lebih) saat operasi dimalam hari. Sebuah stasiun yang memiliki peralatan operasi malam cukup baik, dapat menerima konunikasi intra-continental (antar benua), namun jarak ini akan mengalami keterbatasan pada saat musim panas karena efek statis yang disebabkan oleh cahaya (kilat) petir.

Silence Period 

Selama dua jam sekali, semua stasiun yang menggunakan frekuensi 2182 kHz dan 500 kHz diharuskan untuk memelihara 3 menit diam dam waktu pendengaran dengan seksama. Dimulai dari h+00, h+30 dan h+15, serta h+45. Hal ini akan memungkinkan stasiun yang mengalami permasalahan, secara mendesak dapat tetap melakukan tugasnya dengan baik, bahkan ketika sedang berada di suatu tempat berjarak tertentu dari stasiun dengan tenaga baterai yang berkurang. Sebagai laporan penglihatan, sebuah jam khusus dalam ruang radio akan membantu menandai waktu diam dengan blok warna diantara h+00 sampai h+03 dan h+30 sampai h+33 dengan warna hijau. Bagian yang sama ditandai dengan warna merah untuk penyesuaian waktu diam dan pendengaran pada 500 kHz. Waktu diam ini tidak dibutuhkan ketika GMDSS telah dikenalkan dan diproduksi sebagai sistem pemantau alternative.

Frekuansi radio darurat lainnya 

Frekuensi 2182 kHz membentuk sebuah bagian yang penting dari Global Maritime Distress Safety System (GMDSS) dan membentuk sebuah asosiasi dengan frekuensi DSC pada 2187,5 kHz. Frekuensi darurat radio internasional lainnya yang digunakan pada tahun 2008 diantaranya :

121,5 MHz sebagai penggunaan sipil, dan 243 MHz sebagai frekuensi darurat militer angkatan udara.

Marine VHF Radio channel 16, (156,8 MHz) untuk penggunaan jarak pendek di laut.

406,025 MHz digunakan oleh Satelit Internasional Cospas-Sarsat berdasarkan deteksi sinyal bahaya SAR dan sistem distribusi informasinya.

Search and Rescue Transponder

Shipboard Global Maritime Distress Safety System (GMDSS) instalasi termasuk satu atau banyak alat pencari dan penolong. Salah satu alatnya adalah radar-SART (Search and Rescue Transponder). Radar-SART ditempatkan di sekoci penyelamat, SART hanya bereaksi terhadap 9 ghz x-band (3 cm radar panjang gelombang). Ini akan tidak melihat di s-band (10 cm )atau radar lain.

Radar-SART memicu x-band radar dalam jangkauan kira-kira 8 nm (15 kilometer). setiap getaran radar diterima dan mengirimkan sebuah tanggapan yang disapu secara berulang oleh frekwensi radar. bila terinterogasi, maka pertama menyapu dengan cepat (0.4 microsecond) sapuan berikutnya menjadi relatif lambat menyapu (7.5 microsecond) akhirnya kembali ke frekuensi permulaan. ini proses diulang untuk total dua belas kali putaran. Titik pada setiap menyapu, radar-SART frekuensi akan cocok dengan radar pencari dan radar penerima. jika radar-SART dalam jangkauan, sesuai frekuensi setiap 12 sapuan akan memproduksi tanggapan di tampilan radar, jadi satu baris dari 12 berkas sama dengan daerah sejauh 0.64 mn (1.2 km . bila jarak kepada radar-SART dikurangi kira-kira 1 mn (2 km, tampilan radar mungkin menunjukan juga 12 tanggapan sepanjang sapuan. tanggapan berkas tambahan ini, yang juga sama dengan daerah 0.64 mn (1.2 km), akan bergantian dengan garis asli 12 berkas. mereka akan muncul agak lebih lemah dan lebih kecil daripada berkas asli.

Vessel traffic services

Vessel Traffic Service (VTS) lalu lintas laut di awasi oleh pihak yang berwenang dalam lalu lintas laut. mirip dengan kendali lalu lintas udara untuk pesawat udara. VTS standar menggunakan radar, closed-circuit televisi (CCTV), VHF radiotelephony dan automatic identification system mengawasi pergerakan kapal dan mengamankan di terbatas daerah geografis.

Merupakan sebuah pelayanan dilakukan oleh pihak yang berwenang, VTS didisain bertujuan meningkatkan pengamanan dan efisiensi navigasi, keselamatan hidup di laut dan proteksi lingkungan laut. VTS diperintah oleh SOLAS Chapter V Regulation 12 bersama dengan petunjuk untuk pelayanan-pelayanan lalu lintas kapal [IMO Resolution A.857(20)] diadopsi oleh International Maritime Organization pada 27 nopember 1997.

The VTS traffic image disusun dan dikumpulkan oleh lanjutan sensor seperti radar,AIS,direction finding, CCTV dan VHF atau sistem kooperatif lain dan pelayanan-pelayanan. VTS modern menggabungkan semua informasi di ke operator tunggal lingkungan kerja untuk mengurangi penggunaan dan untuk pertimbangan organisasi lalu lintas yang efektif dan komunikatif.

sebuah VTS harus selalu punya image lalu lintas lengkap, yang berarti bahwa semua faktor yang mempengaruhi lalu lintas sebaik informasi tentang semua kapal yang ikut serta dan tujuan mereka harus siap tersedia. dalam pertolongan image lalu lintas, situasi itu dapat mengevaluasi dan menjawab. evaluasi data bergantung pada kualitas data yang dikumpulkan dan kemampuan operator berkombinasi atau mengembang situasi.

Source: cyberships.wordpress.com

Read more :

author

Indonesia Marine Equipment

INAMEQ is provide all marine product (equipment and sparepart) and news about marine product to help procurement team at shipping industry, ship contractor, port contractor and oil gas company finding competitive price to directly connect with manufacturer and authorized local and international.

Similar Posts

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.