Kebijakan dan review pembangunan kapal baru
Proses pembangunan kapal didasarkan pada faktor internal dan faktor eksternal. Kebijakan galangan kapal menjadi pedoman awal dan dipakai sebagai acuan pihak terkait dalam melaksanakan pembangunan kapal. Parameter utama yang mempengaruhi pembangunan kapal di divisi Bangunan Baru, meliputi :
- Fasilitas, tempat pembangunan.
- Metode Pembangunan, diterjemahkan dalam 2 (dua) proses utama, Hull Construction dan Outfitting include Test&Trial.
- Waktu Pembangunan, diaplikasikan dalam Master Schedule.
- Kebijakan Direksi, digunakan menunjang strategi bisnis.
Kebijakan pembangunan kapal tersebut dapat didetailkan sebagai berikut :
a. Tempat Pembangunan.
Rencana permbangunan kapal di Graving Dock, dengan optimalisasi fasilitas yang ada. Fasilitas utama disesuaikan dengan proyek lain sesuai SBLC (Ship Building Line Chart).
b. Metode Pembangunan.
Metode pembangunan kapal dibagi dalam dua proses, yaitu Hull Construction dan Outfitting incl Test & Trial.
c. Waktu Pembangunan.
Batasan waktu dalam Master Schedule disesuaikan dengan SBLC. Master schedule merupakan jadwal integral kapal, terdiri dari : jadwal desain, kedatangan material, Start fabrikasi, Keel Laying, Launching dan Delivery.
d. Kebijakan Direksi.
Kebijakan Direksi pada dasarnya berfokus pada integrasi resources galangan, koordinasi antar lini, kelancaran dan keberlangsungan proyek dengan berfokus pada QCD HSE (Quality, Cost, Delivery and Health Safety Environment). Improvisasi dilakukan pada tiap lini untuk mencapai : Efisiensi jam orang dan optimalisasi fasilitas. Aplikasi metode FOBS (Full Outfitting Block System) dikoordinasikan sesuai fungsi Design, Material dan Produksi. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) juga menjadi menjadi concern Kebijakan Direksi.

Review Metode Pembangunan Kapal.
Metode pembangunan kapal ditujukan untuk menrcapai kepuasan pelanggan dengan asas QCD (Quality, Cost dan Delivery) dicapai dengan menjaga proses produksi melalui tahapan planning dan controling.
Metode pembangunan dibagi 2 (dua) bagian, yaitu: Hull Construction dan Outfitting incl Test & Trial. Teknologi pembangunan Hull Construction disebut proses panas menggunakan Block Construction System melalui konsep produksi assembly line type of material flow. Block construction process dimulai dari fabrikasi, assembly sampai erection. Sistem assembly line merupakan proses produksi dalam area assembly, tanpa interupsi, dimulai dari proses paling sederhana sampai paling rumit. Teknologi outfitting dengan sistem “Advanced” berupa FOBS, merupakan pengembangan sistem product oriented dengan memulai proses Outfitting pada proses Hull Construction. FOBS merupakan langkah perbaikan system menuju IHOP (Integrated Hull Outfitting and Painting).

Karakteristik Hull Construction :
? Proses pembangunan.
Model pembangunan system vertical shipbuilding sesuai Shipyard Lay Out and Equipment (Schloot, 1985). Yaitu sistem blok dengan metode seksi assembly melalui proses erection secara vertical, dari double bottom, kearah ER dan ke arah fore part. Schloot membagi sistem pembangunan menjadi tiga yaitu Layer Shipbuilding System, Pyramid Shipbuilding System dan Vertical Shipbuilding System. Disesuaikan dengan tingkat kesiapan teknologi dan kelengkapan fasilitas.
? Urutan pembangunan.
Berdasar Shipbuilding Procedure Divisi Bangunan Baru yang diterjemahkan dalam Erection Network dan Block Division. Shipbuilding procedure merupakan referensi pembuatan gambar produksi divisi Desain dan referensi proses pembelian material dan used date material divisi Pengadaan. Durasi erection mengacu pada SBLC. Dimensi dan bobot block division bertujuan mencapai ukuran maksimal untuk mendapat produktivitas tinggi (improve working condition and increase in productivity). Pertimbangan : kesamaan konstruksi, kesamaan bentuk dan kesamaan ukuran block, dipadu dengan: sistem pembangunan, tipe dan spesifikasi kapal, gambar rancang bangun dan fasilitas.
? Tahap fabrikasi.
System fabrication line yaitu sistem aliran material sesuai jenis blok. Tipe blok berupa parallel block, curve block dan cubic block. Tujuan system fabrication line adalah kemudahan mendapatkan member/item sesuai tempat dan sesuai waktu, karena konstruksi kapal dibangun dari ribuan member, ratusan part dan puluhan blok. Untuk optimalisasi sistim aliran didukung oleh peralatan atau mesin bengkel, sesuai karakteristik fasilitas di galangan kapal

Tahap fabrikasi dibagi menjadi fabrikasi pelat dan fabrikasi profil. Fabrikasi pelat dibagi dalam sistem otomatis untuk komponen bentuk tidak beraturan dan sistem manual untuk komponen bentuk lurus. Otomatisasi digunakan untuk meningkatkan produktivitas galangan dan keakuratan hasil produksi. Karena tahap fabrikasi merupakan tahap awal proses pembangunan kapal. Ketidaktepatan hasil fabrikasi akan berpengaruh terhadap kelancaran proses produksi. Proses produksi fabrikasi didasarkan pada persyaratan :
a. Bentuk komponen.
b. Work load mesin.
c. Work load bengkel.

? Tahap Sub Assembly
Tahap merangkai item fabrikasi menjadi komponen-komponen. Pekerjaan berupa fitting, welding dan grinding.
? Tahap Assembly Peralatan otomatis dan semi otomotasi untuk mencapai produktivitas.
Antara lain : weld care (fillet welding), mobile stiff gun tree.
Proses assembly dibagi dalam 3 (tiga) bagian meliputi paralel block, curved shell block dan cubic block. Gambar 4-3 menunjukkan flow of process assembly berdasar jenis material berupa plate dan profil.

? Block Blasting and Painting.
Proses di bengkel Blasting and Painting dengan lapisan cat awal hingga mencapai lapisan terakhir sebelum final painting.
? Grand assembly.
Terutama blok kategori stock block dan mempunyai kontruksi kuat dan simetris : akomodasi, fore part dan kamar mesin. Untuk mempersingkat waktu erection di building berth dan memberi kesempatan pekerjaan outfitting di blok lebih lama. Pertimbangan lain pemanfaatan rand Area sehingga tidak menggangu aktivitas erection di main dok.
? Erection.
Erection dilakukan di pre-erection dan di dok. Urutan berdasar Network Erection. Aplikasi erection menggunakan zero margine untuk penyambungan blok lurus.
Outfitting dan Test & Trial.
? Konsep pembangunan kapal dengan Full Outfitting Block System (FOBS) mengacu Advanced Outfitting yaitu instalasi outfitting di assembly blok sebelum painting. FOBS direncanakan simultan saat penentuan dimensi blok (block division), Erection Network, Procurement, Design dan Safety plan.
Aliran proses produksi pembangunan kapal, proses fabrikasi, asembly, erection, launching dan delivery. Outfitting menggunakan FOBS on unit, on block dan on board.
Read more :
- Shipyard Industry in Indonesia;
- Ship Repair Cost Analysis;;
- Cost component of ship repair;
- Ship Repair Process with Quality Function Deployment Method
- Fish Tail Rudder;
- Thordon SXL Rudder Carrier Bearings;
- Thordon Thorseal Rudder Seals
- Indonesia-Belgium Virtual Business And Investment Dialogue On Port Development
- Dok Pantai Lamongan Merampungkan Kapal Tongkang Baru